Selasa, 31 Maret 2009

gizi

Kesehatan
Peduli Kesehatan Gigi Sejak Dini, Perawatan Murah untuk Umum
Monday, 04 June 2007
Surabaya - Surya
Kesehatan gigi sering dianggap remeh sebagian besar masyarakat. Seperti karang gigi. Meski keberadaannya tidak mengganggu gigi seseorang secara langsung, tetapi dampaknya dapat dirasakan beberapa tahun kemudian. Karang gigi muncul akibat sisa makanan yang masih menempel di gigi dan gusi.

Kotoran tersebut tidak hilang ketika dibersihkan dengan sikat gigi dan mengandung bakteri. Kotoran yang masih menempel di gigi akan membentuk lapisan (plak gigi). Walau pada dasarnya tidak mengganggu sebenarnya plak ini makin lama makin kuat menempel. Bila plak gigi tidak dirawat dengan benar maka akan mengalami pengapuran, yang disebut juga dengan karang gigi.

“Plak dapat hilang kalau benar-benar digosok hingga bersih selama empat jam,” ujar drg Poernomo Agus MS SpPerio, Ketua Ikatan Periodental Pusat sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair) Surabaya.

Tetapi plak tersebut akan berubah menjadi karang gigi jika selama tiga hari sama sekali tidak dibersihkan meski skala kotorannya tidak besar. Karang gigi yang banyak dan berada di saku gusi (bagian mulut yang melekatkan antara gigi dan gusi) akan berubah menjadi penyakit periodentitis atau gusi berlubang. Inilah yang dikhawatirkan akan menyebabkan sakit.
Periodentitis yang parah bisa menyebabkan toksin bakteri masuk ke dalam aliran darah. Bahkan bisa memengaruhi jantung. Bila pengapuran pada pembuluh darah terjadi maka dapat mengganggu kinerja jantung.

Ditambahkan drg Erine Trilaksono MKes SpPerio dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair) Surabaya, bakteri yang masih tertinggal di gigi akan memicu munculnya toksin bakteri. Kalau sudah kronis kondisinya, akan terjadi penebalan pada dinding pembuluh darah.
“Gumpalan kotoran yang ada di pembuluh darah itu menyebabkan penyempitan. Bila lepas, pecah, dan mengarah ke otak dapat menyebabkan stroke,” imbuhnya. Sedangkan bila mengarah ke pembuluh darah di jantung, akan timbul ischemia jantung.

Maka, seringkali pasien penyakit jantung yang dirawat di RSU Dr Soetomo Surabaya juga akan dibawa ke Klinik Periondensia FKG Unair. Oleh sebab itu, penting artinya bila setiap orang mau membersihkan karang giginya.

Idealnya, karang gigi yang hampir selalu muncul pada kebanyakan orang secara khusus dibersihkan. Karena menempel cukup kuat pada lapisan gigi, perlu cara khusus untuk mengangkat karang gigi ini. Mau tidak mau kunjungan ke dokter gigi harus rutin dilakukan. Ernie menyarankan agar setiap orang membersihkan karang giginya tiga hingga enam bulan sekali. Itu pun bergantung kekentalan ludah (saliva) setiap individu. Sebab, dalam saliva itu terkandung mineral dan fosfor.

Ditangani Mahasiswa FKG
Bila berobat ke Klinik FKG Unair, pasien akan ditangani mahasiswa FKG Unair atau mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) sendiri. Satu kubikal (ruang) terdapat dua mahasiswa. Untuk bagian perio, terbagi dua kategori. Perio I yang menangani pembersihan karang gigi dan penerangan teknik membersihkan gigi dengan benar dilakukan mahasiswa semester 7. Perio II yang menangani bedah mulut dan kuret gusi dilakukan mahasiswa semester 9. Kuret gigi adalah pembersihan kotoran yang berada di celah antara gusi dan gigi.

Siapa pun yang ingin memeriksakan giginya ke Klinik FKG Unair dapat mendaftar langsung ke loket dan membayar karcis Rp 4.000. Pembersihan karang gigi manual dengan scapel dikenai biaya Rp 10.000, sedangkan pembersihan dengan ultrasonic scaler dikenai biaya Rp 15.000.

Tentu masyarakat yang ingin menikmati perawatan gigi sangat terbantu karena biaya murah yang dipasang klinik ini. Tentu saja jika menginginkan perawatan di ruang khusus, harga yang diberikan pun berbeda. Masyarakat bisa datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG Unair.

Biaya untuk pembersihan karang gigi Rp 250.000 ke atas dan ditangani dokter spesialis. dan dokter PPDGS FKG Unair. Walau ditangani mahasiswa, karena prosedur kerjanya sama, tentu saja hasilnya juga sama. Yang membedakan hanya kondisi ruangan.

Karang gigi bisa dibersihkan secara manual atau dengan alat ultrasonic scaler. Biasanya, setelah karang gigi dibersihkan, gigi akan terasa lebih sensitif dan bertekstur kasar. “Itu tidak apa-apa. Justru gigi normal itu teksturnya kasar,” jelas Poernomo.
Justru gigi yang permukaannya halus menunjukkan ada karang gigi yang melapisi permukaan alat pengunyah ini, tambah Poernomo.

Hingga saat ini, pasien yang datang untuk membersihkan karang giginya di Klinik FKG Unair setiap tahunnya sekitar 1.000 - 2.000 orang dengan rata-rata lima pasien sehari. Jumlah tersebut mengalami peningkatan terus.

Data yang ditunjukkan Ernie menunjukkan kondisi masyarakat yang menganggap enteng karang gigi mengakibatkan pasien dengan gusi berlubang (periodontal) menduduki peringkat tertinggi. Dalam enam bulan terakhir, sudah ada 524 pasien yang mengalami kelainan periodental karena karang gigi. Peringkat berikutnya paling banyak radang gusi dan periodentitis.
“Periodentitis yang parah bisa membuat tulang gigi keropos. Akibatnya gigi goyah dan lepas,” paparnya.

Karena itu masyarakat diharapkan tidak memandang sebelah mata kondisi gigi kita. Mungkin saja penyakitnya tidak tampak parah, namun akibatnya yang jauh lebih parah. Kalau tidak sekarang, kapan lagi mulai memperhatikan kesehatan gigi? ida
Osteoporosis juga Dipicu Konsumsi Obat
Wednesday, 30 May 2007
UNDAAN WETAN
Selain faktor usia serta menopause, konsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang juga menjadi salah satu penyebab osteoporosis.
Obat-obatan itu antara lain yang mengandung dilantin, antasida dan sitostatik. “Itu pun yang digunakan selama bertahun-tahun,” ujar dr Karel Ramli SpPD dalam seminar awam tentang penyakit yang sering terjadi pada lansia di Convention Hall RS Adi Husada Undaan Wetan yang bekerjasama dengan Puskesmas Ketabang, Selasa (29/5). Acara ini sekaligus untuk memeringati Hari Lansia yang jatuh pada 29 Mei 2007 serta ulang tahun RS Adi Husada Undaan ke-80.

Dilantin biasa ditemui pada obat-obatan untuk mencegah kejang pasien penyakit epilepsi. Antasida biasa ditemui dalam obat maag. Obat ini mengandung aluminium yang memengaruhi metabolisme kalsium menjadi rendah sehingga timbul osteoporosis. Sedangkan sitostatik biasa ada dalam obat penyakit kanker.

Untuk mengimbanginya, maka seorang pasien yang masih dalam perawatan terapi obat harus memperbanyak asupan kalsium untuk memperkuat tulang serta diet yang memenuhi kebutuhan 1.000 - 1.300 mg per hari. “Selain itu, beberapa jenis penyakit dan konsumsi alkohol juga dapat memicu terjadinya osteoporosis,” imbuh Karel. ida
Si Benjolan Pembuat Resah, Mengenal Dini Penyakit Wasir
Wednesday, 16 May 2007
Wasir (haemorrhoid) atau juga disebut ambeien, adalah penyakit yang seringkali kehadirannya tidak disadari. Penyakit yang bikin susah duduk ini bisa terkena pada siapa saja, tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Termasuk ibu hamil!

Wasir merupakan varises atau pelebaran pembuluh darah balik (vena) yang menonjol dan ditutupi mukosa (selaput lendir) pada anus. Ada dua jenis wasir yaitu dalam dan luar. Wasir dalam bisa juga ke luar (prolapsed) tergantung pada derajatnya. Sementara wasir luar berada di luar anus (dubur) dan selalu ditutupi kulit (bukan mukosa).

Meski wasir bukan penyakit yang asing, nyatanya masih banyak informasi yang salah tentang penyakit susah duduk ini. Menurut Dr dr Abdus Syukur SpB-KBD, ahli bedah RSU Dr Soetomo Surabaya, anggapan wasir harus dioperasi tidak selalu benar. Berdasar data, hanya sekitar 15 persen wasir perlu dioperasi dan sisanya bisa sembuh tanpa operasi. “Dan tidak semua perdarahan dari anus adalah wasir (bisa tumor, atau polip), dan wasir belum tentu sembuh meski gejalanya hilang,” tegasnya saat menjadi pembicara dalam Seminar Awam Wasir-Deteksi Dini dan Pencegahannya, Minggu (13/5), di Siloam Hospitals Surabaya.

Menurut teori Stewart, terjadinya wasir karena dua faktor, yaitu pembuluh darah dan lapisan mukosa. Sedangkan teori Golligher Cs, karena pembuntuan pembuluh darah balik dan idiopatik (sejenis kelainan pada darah). Keturunan, pekerjaan, bentuk tubuh, buang air besar (BAB) atau kecil, dan cara BAB, adalah faktor-faktor lain yang berpengaruh terjadinya wasir.

Sering menunda BAB sehingga kotoran mengeras dan mengejan terlalu kuat harus dihindari agar terkena wasir. Apalagi ditambah kebiasaan kurang minum air putih, duduk terlalu lama (lebih dari dua jam terus menerus), kurang olahraga, dan mengonsumsi serat adalah beberapa kebiasaan buruk yang mendukung timbulnya wasir.

Yang harus dicatat, perdarahan dan benjolan pada anus adalah gejala utama wasir. Sedangkan gejala tambahan yaitu sakit di daerah anus dan terasa mengganjal, keluar cairan dari dubur, serta gatal sekitar dubur. Tingkatan wasir ada satu hingga empat tingkat, masing-masing adalah wasir di dalam dubur, mengejan ke luar dan masuk sendiri, ke luar sendiri dan bisa dimasukkan, serta berada di luar terus (terjepit). Ada juga versi lain yang menyebut tingkatan kelima wasir, yakni ketika benjolan tidak dapat didorong masuk kembali karena ada proses fibrosis (pengerasan) atau pembentukan thrombosis (pembekuan darah) yang membikin penderita sangat kesakitan.
Bisa Sembuh Tanpa Operasi

Yang perlu ditekankan, pengobatan wasir tak harus dengan operasi. Semakin cepat diperiksakan, wasir semakin mudah sembuh dan dicegah agar tidak kambuh. Pengobatan bisa dilakukan dengan cara minum dan dioles, serta vaksinasi untuk pencegahan kambuh kembali, maksimal wasir pada derajat dua.
Pada wasir derajat tiga ke atas, satu-satunya cara terbaik melalui operasi pengangkatan benjolan, baik dengan cara konvensional, cryosurgery (operasi ekstradingin), atau dengan sinar laser. Hanya saja, potensi kambuh mencapai 60 persen dalam tempo setahun, dan 70-80 persen dalam dua tahun.

Metode lain dan cukup modern adalah sclerotherapy atau penyuntikan cairan iritan, sehingga pembuluh darah yang membengkak akan mengkerut. Ada juga metode Transproctoscopie Doppler Ultrasound Haemorrhoidal Artery Ligation (TDUHAL) yang sudah dikembangkan di Australia. Caranya cukup sederhana, yaitu pasien menjalani pengikatan pembuluh darah arteri yang mengarah ke pembengkakan wasir dengan alat doppler ultrasound. Pada peralatan canggih ini terdapat semacam sensor plus pengeras suara untuk mendengarkan suara detak nadi, sehingga bisa diketahui arteri mana yang bermasalah.

Jika TDUHAL banyak dipakai kedokteran Barat, kedokteran Timur cenderung memilih injeksi obat wasir pada benjolan dan otot anusnya. Cara ini sudah digunakan sejak tahun 1993 yang tujuannya agar anus bisa mencengkeram merata di seluruh bagian dengan jenis dan kualitas obat sesuai derajat wasir (maksimal wasir derajat empat). Keuntungannya, wasir tidak mengkerut tapi mencair dan diserap tubuh sehingga potensi kambuhnya rendah.dta

Rentan Pada Wanita Hamil

Kehamilan adalah salah satu kondisi yang rentan terjadi wasir. Beberapa faktor penyebabnya adalah perubahan hormon steroid (estrogen atau progesteron), peningkatan volume darah, pembesaran rahim, kelemahan otot sekitar anus akibat persalinan sebelumnya, dan keturunan. Wasir bertambah parah pada kondisi kehamilan lanjut (berikutnya), pertambahan usia, risiko kehamilan besar, dan berat badan yang meningkat.

“Bahaya wasir pada wanita hamil bisa menimbulkan perdarahan (terjadi anemia dan syok jika derajatnya berat), infeksi, dan trombosis,” tegas Dr dr Abdus Syukur SpB-KBD, yang akan dikukuhkan menjadi Profesor, oleh Civitas Akademika Universitas Airlangga.

Membatasi jumlah kelahiran, mengendalikan berat badan, diet tinggi serat, tidur pada posisi miring, dan menghindari KB hormonal, adalah beberapa cara untuk menghindari wasir saat hamil.

Sedangkan pengobatan wasir pada kehamilan, dilakukan selama kehamilan, proses persalinan, dan sesudah persalinan. Prinsipnya, wasir bisa sembuh tanpa operasi asalkan cepat ditangani dan diobati dengan tepat, serta menghindari faktor-faktor pemicu wasir.dta
Tips Hindari Wasir
Wednesday, 16 May 2007
* Hindari duduk terlalu lama tanpa jeda (biasakan berdiri dan berjalan-jalan sekitar 5-10 menit setelah duduk selama dua jam). Jika perlu, lebih baik berjongkok daripada duduk.
* Minum air putih cukup 1,5-2 liter per hari. Makin sering Anda duduk, makin banyak cairan yang harus diminum.
* Lakukan diet tinggi serat (sayur dan buah) jika Anda berpotensi besar mengalami wasir.
* Hindari kehamilan terlalu sering (maksimal tiga kali kehamilan).
* Hindari mengejan kuat saat BAB (buang air besar) karena memicu kontraksi otot-otot sekitar anus.
* Hindari mengonsumsi makanan terlalu pedas dan berasa tajam (misalnya cuka, durian).
* Olahraga sangat penting untuk melancarkan peredaran darah, terutama berjalan kaki.
* Bila wasir sedang kambuh, hindari memakan mangga dan nangka. Aroma buah tersebut beraroma tajam, sehingga memicu kontraksi otot sekitar anus.dta
Sebagian Besar Karena Keturunan
Wednesday, 16 May 2007
Sebagian besar wasir terjadi di dalam sehingga disebut haemorrhoid interna yang sering merepotkan penderitanya. Sedangkan wasir yang terjadi di luar atau haemorrhoid externa jumlah kasusnya hanya sekitar 5-7 persen, demikian catatan medis dari jurnal kedokteran dunia, dilansir Intisari.

Menurut konsep kedokteran Barat, wasir disebabkan terhambatnya aliran balik darah menuju jantung, sehingga pembuluh darahnya melebar dan memerlukan bantuan doppler ultrasound. Sementara konsep kedokteran Timur menjelaskan jika wasir bukan semata-mata akibat hambatan backflow, tapi karena struktur anusnya juga salah. Ini didukung penelitian yang menyatakan 90 persen wasir disebabkan faktor keturunan.

Penelitian di Universitas Kristen Widya Mandala Surabaya pada tahun 1980 berhasil membuktikan, khasiat daun wungu yang tidak hanya mengobati panas dalam dan varises, tapi juga wasir. Penelitian yang dilakukan dr Sardjono Oerip Santoso dan dr Sugiarto, dilansir Trubus edisi Desember 1999 menjelaskan, rebusan daun wungu bisa menghilangkan rasa nyeri dan perdarahan di dalam atau di luar tubuh. Senyawa flavonoid dalam daun wungu mampu mengurangi pembengkakan atau peradangan. Catatan medis terakhir di RSU Dr Soetomo Surabaya, terdapat 15-30 penderita wasir baru setiap hari di Instalasi Rawat Jalan (IRJ). dta
Vitamin D Berpotensi Cegah TBC
Monday, 14 May 2007
Vitamin D sejak lama sudah dikenal sebagai mineral penting yang baik untuk pertumbuhan tulang. Namun, kini ada dugaan kuat vitamin ini juga berpotensi mencegah penyakit tuberkulosis (TBC).

Kajian mengenai vitamin D belum lama ini dilakukan oleh tim peneliti dari Queen Mary’S School of Medicine dengan melibatkan 131 responden. Dalam riset tersebut diketahui vitamin D mampu meningkatkan ketahanan tubuh sehingga pertumbuhan bakteri yang menyebabkan penyakit pernapasan seperti TBC, bisa dihambat.

Pada dasarnya, vitamin D memang sudah lama digunakan untuk mengobati TBC di sanotarium sebelum penggunaan antibiotik. Sayangnya, setelah itu tidak ada lagi penelitian yang mengevaluasi manfaat vitamin D terhadap ketahanan tubuh menghadapi mikrobakteri, yang merupakan famili dari bakteri penyebab TB.

Dalam riset yang dipimpin Dr. Adrian Martineau tersebut, para responden dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberi pil placebo dan sisanya diberi vitamin D dengan dosis 2.5mg. Setelah enam minggu contoh darah para responden diambil kemudian diinfeksi dengan mikrobakteria.

Setelah contoh darah tersebut dianalisa, kelompok yang mengonsumsi vitamin D, pertumbuhan bakterinya 20 persen lebih kecil daripada kelompok yang mendapat pil plasebo. Meski vitamin D memang terbukti berpotensi mencegah penyakit pernapasan, namun masih dibutuhkan uji klinis untuk menguatkan hasil riset ini.

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini ditemukan oleh ilmuwan Jerman Robert Koch sekitar 100 tahun lalu. Seperti batuk pilek, kuman TB menular lewat percikan batuk, bersin, atau ludah penderita yang terlempar ke udara.

Sumber: BBC/kcm
Penulis: An
Langsing Bukan Berarti Bebas Lemak
Saturday, 12 May 2007
Jangan berpuas hati dulu jika bentuk tubuh Anda termasuk langsing. Pasalnya kini para ahli menyatakan bahwa lemak yang bersembunyi di bagian dalam tubuh, terutama di sekitar jantung, hati atau pankreas, sama bahayanya dengan lemak yang ada di bawah kulit.

"Bertubuh kurus, bukan berarti Anda tidak berlemak," kata Dr. Jimmy Bell, seorang profesor molekular di Imerial College, London. Sejak tahun 1994, Bell dan timnya melakukan pemindaian (scan) MRI terhadap 800 orang untuk memetakan lemak yang membuat orang menjadi gemuk.

Menurut data yang dihimpunnya, orang yang menjaga berat badannya lewat diet, bukannya olahraga, memiliki simpanan lemak di organ bagian dalam. Ini banyak terjadi pada orang yang termasuk golongan kurus. "Tampaknya definisi gemuk harus didefinisikan ulang," kata Bell.

Para dokter khawatir orang yang berbadan langsing atau kurus merasa dirinya sehat. "Berbadan kurus tidak menjadikan Anda kebal terhadap diabetes atau risiko penyakit jantung," kata Dr. Louis Teichholz, ahli kardiologi dari RS Hackensack, New Jersey, AS.

Dalam penelitian yang dilakukan Bell, sebanyak 45 persen dari responden wanita yang memiliki nilai Body Mass Index (BMI) normal, ternyata memiliki banyak tumpukan lemak di organ bagian dalam. Sedangkan pada responden pria, prosentasenya mencapai 60 persen.

Dijelaskan oleh Bell, orang yang termasuk dalam golongan "kurus di luar, berlemak di dalam", biasanya terjadi karena mereka banyak mengonsumsi makanan berlemak dan mengandung gula, namun jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga tidak menjadikan mereka gemuk. Selain itu, mereka juga jarang berolahraga, sehingga kalori yang masuk lama-lama menjadi timbunan lemak.

Para ahli percaya, pada dasarnya kita semua secara alamiah memiliki tumpukan lemak mula-mula di sekitar bagian pinggang. Lalu lama kelamaan oleh tubuh lemak juga ditumpuk di bagian lainnya.

Kendati demikian, para ahli tetap mengatakan bahwa berat badan yang normal merupakan indikasi kesehatan, dan BMI merupakan cara pengukuran yang akurat. Untuk mencegah lemak bertumpuk di organ dalam, mereka menyarankan agar setiap orang melakukan olahraga, bahkan meski seseorang bertubuh kurus.

"Jika Anda hanya ingin terlihat kurus, maka menjaga pola makan saja sudah cukup. Namun jika tujuan Anda untuk menjadi sehat, maka olahraga harus menjadi bagian dari gaya hidup," kata Bell.

Sumber: AP
Penulis: An-kcm
Vitamin C dan E, Pasangan Kompak Antioksidan
Friday, 11 May 2007
Radikal bebas dalam tubuh adalah penyebab utama timbulnya penyakit kronis macam kanker dan serangan jantung. Akumulasi radikal bebas dan berlebih tak akan mampu dinetralisisasi secara alami oleh tubuh. Dibutuhkan zat aktif antioksidan yang lebih banyak, seperti sayur dan buah yang kaya vitamin C dan E.

Berdasar sumbernya, radikal bebas ini terbagi dua, yakni dihasilkan dari metabolisme tubuh secara normal dan faktor eksternal seperti asap rokok, hasil penyinaran ultra violet, radiasi, zat kimiawi dalam makanan serta polutan lain. Faktor eksternal, seperti lingkungan yang buruk, membuat kebutuhan tubuh terhadap zat aktioksidan kian besar. Karena itu, tubuh butuh aktioksidan kian besar meskipun secara otomatis mampu memproduksi zat pencegah kanker itu.

Kebutuhan antioksidan ini, seperti diungkapkan dr Indri Lakhsmi Putri, di sela Roadshow Bale Natur-E, pekan lalu di Surabaya, dapat diperoleh dari buah dan sayuran yang kaya vitamin E dan C.

Seperti buah anggur, stroberi, jeruk, lemon, apel, wortel, asparagus, jagung, tomat, brokoli, bayam, kedelai, tauge, kubis, bunga kol, gandum, biji bunga matahari. Biji gandum dan biji bunga matahari memiliki kandungan vitamin E paling banyak, sekitar 56-215 mg per 100 gram. Sedangkan stroberi dan jeruk memiliki kandungan vitamin C paling tinggi untuk kategori buah, yakni 60 miligram per 100 gram.
Menurut Indri, kebutuhan vitamin E per hari untuk antioksidan manusia dewasa sekitar 10 kali ketimbang kebutuhan kondisi normal. “Dosis vitamin E normal untuk wanita per hari 10-12 IU, sedangkan pria 15 IU. Artinya, agar berfungsi sebagai antioksidan dibutuhkan sekitar 100-120 IU per hari atau 150 IU untuk pria per hari,” jelasnya.

Batas normal konsumsi vitamin E pada manusia dewasa, lanjut Indri, hingga 400 IU per hari. Ini setara dengan tabet food supplement sekitar satu hingga tiga tablet per hari karena rata-rata tiap tablet mengandung 100 IU.

Kebutuhan vitamin E ini berbeda-beda untuk tiap orang, tergantung usia dan aktivitas mereka. “Orang yang beraktivitas dengan paparan polusi lebih banyak, tentu membutuhkan asupan vitamin E lebih banyak pula,” ujarnya. Namun bagi mereka yang usianya masih di bawah 25 tahun disarankan hanya mengonsumsi sekitar 100 IU per hari atau setara dengan satu tablet food supplement vitamin E. Mereka yang berusia 25-35 tahun boleh mengonsumsi hingga 200 IU per hari. Sedangkan usia di atas 35 tahun minimal 300 IU per hari untuk kebutuhan antioksidan dari vitamin E.ame

Dosis Berlebih, Berdampak Pendarahan


Mengonsumsi sesuatu hendaknya tak boleh berlebih, termasuk juga vitamin E. Menurut dr Indri Lakhsmi Putri, dosis vitamin E berlebih atau di atas 2000 IU per hari dapat menyebabkan pendarahan. Ini karena vitamin E memiliki sifat menstimulasi zat prostasiklin yakni zat anti pembekuan darah. Juga ketika vitamin E dikonsumsi bersama obat-obatan yang mengandung warfarin- sejenis obat anti pembekuan darah- juga akan mengakibatkan pendarahan.

Efek samping pendarahan juga bisa terjadi jika seseorang mengonsumsi vitamin E sintetis. “Vitamin E sintesis biasanya terbuat dari minyak bumi. Pada beberapa food supplement kadang mencampurkan bahan sintesis ini. Namun ada pula bahan alami dari ekstraksi biji gandum dan biji bunga matahari,” tukasnya.
Untuk mengetahuinya bedanya, Indri memberi petunjuk penting. Coba lihat pada kemasan food supplement, jika tertulis dL - ÿ - Tocopherol berarti menggunakan jenis sintetis, sedangkan d - ÿ - Tocopherol untuk jenis yang alami.

Sementara itu, defisiensi vitamin E dapat menimbulkan katarak, penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung atau kardiovaskuler, kanker, penuaan dini hingga menurunnya kekebalan tubuh. “Sebetulnya, tubuh memiliki kemampuan alami membuang kelebihan vitamin E. Vitamin E berlebih tidak akan terakumulasi di dalam hati, bisa dikeluarkan misalnya lewat mimisan,” katanya.

Bagaimanapun, antioksidan sangat dibutuhkan guna menetralisasi radikal bebas. Seperti diketahui, radikal bebas merupakan molekul dengan elektron tidak berpasangan. Karena tidak berpasangan, molekul ini tidak stabil dan 'merampok' elektron dari molekul atau sel lain dengan cara merusak sel lain tersebut. Radikal bebas yang mengambil elektron dari sel tubuh manusia menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga timbul sel-sel mutan. Bila perubahan DNA ini terjadi bertahun-tahun, akan menimbulkan kanker. Untuk itu, cukupkan tubuh dengan antioksidan sekarang juga! ame
Berbahaya, Konsumsi Vitamin E Berlebih
Friday, 11 May 2007
Menurut ahli nutrisi dari Universitas Gottingen Jerman, Dr Gladys Emerson, vitamin E disebut pula vitamin perkembangbiakan. Penelitian yang dilakukan terhadap tikus putih itu menunjukkan vitamin E meningkatkan reproduksi hingga turunan ke empat.
Seperti tercatat dalam wikipedia, tikus putih dengan makanan kurang vitamin E, berkurang kesuburannya pada generasi berikutnya. Sedangkan tikus putih dengan makanan bervitamin E (sayuran, daging, susu, dan benih dari tepung), memiliki kemampuan berkembang biak yang bagus, berikut keturunannya hingga generasi keempat.

Sebaliknya, Rani Sauriasari, mahasiwa program Master di Graduate School of Medicine, Dentistry and Pharmaceutical Sciences, Environmental Health and Preventive Medicine Laboratory, Okayama University, Jepang, dalam artikel ilmiahnya di beritaiptek, menulis vitamin E dan C sebagai antioksidan potensial dan terbanyak dikonsumsi di dunia tapi berbahaya.

Berdasarkan hasil studi epidemiologi MA Soobrattee dan VS Neergheen dalam buku mereka, Mechanism and Actions Mutation Research, 2005, asupan sehari vitamin E lebih dari 400 IU akan meningkatkan risiko kematian. Dosis konsumsi vitamin E bagi orang dewasa normal cukup 8-10 IU per hari, dan vitamin C dalam kondisi stabil (lingkungan relatif bebas polusi dan stres tinggi) adalah 60-75 mg per hari. Padahal, yang paling banyak dijual di pasaran adalah suplemen vitamin E dan C berdosis relatif tinggi, di atas 200 IU untuk vitamin E, dan di atas 500 mg untuk vitamin C. Untuk mereka yang tinggal di kota besar yang penuh polusi seperti Jakarta, dosis tersebut masih bisa diterima. dta
Jangan Sepelekan Anemia !, Gejala Penyerta dari Penyakit yang Lebih Berat
Tuesday, 08 May 2007
Anemia atau akrab disebut kurang darah (lebih beken disebut KD), sering diabaikan. Meski bukan jenis penyakit, risikonya tak kalah bahaya dari penyakit. Di Indonesia, anemia masih menjadi penyebab kematian terbesar ibu saat melahirkan.

Kebanyakan orang salah mempersepsikan bahwa anemia adalah penyakit. Padahal, anemia merupakan sindroma klinik akibat kelainan penyakit dasar, misalnya penyakit hati, kanker, atau ginjal. Anemia terjadi karena menurunnya oxygen-carrying capacity per unit volume darah atau menurunnya massa eritrosit dalam sirkulasi darah. Hal ini ditandai penurunan hematokrit (HCT) atau hemoglobin (HGB atau HB).

Pada pria, disebut menderita anemia jika kadar HGB lebih kecil dari 13,3 gram per desiliter atau kadar HCT lebih kecil 39,8 persen. Sedangkan pada wanita menderita anemia jika kadar HGB lebih kecil dari 11,7 gram per desiliter atau HCT lebih kecil dari 34,9 persen. Hasil tersebut bisa diketahui dari pemeriksaan darah di laboratorium sehingga lebih akurat. Terlebih dapat diketahui pula penyakit yang menjadi sumbernya.

Menurut ahli penyakit dalam dari divisi Onkologi Medik-Hematologi RSU Dr Soetomo Surabaya, dr Ugroseno SpPD-KHOM, meski hasil paling akurat melalui pemeriksaan darah, tak berarti kita tidak bisa mengetahui gejalanya secara fisik. Coba Anda perhatikan jika mengalami beberapa gejala, seperti mudah lelah, letih, lesu, pusing, pandangan berkunang-kunang, dan mual. Tanda-tanda Anda mengalami anemia makin mengarah jelas jika timbul warna pucat pada kelopak mata bawah (konjungtiva), mukosa mulut dan lidah, serta kuku dan telapak tangan.

“Risiko anemia pada pria dan wanita sama saja tapi penyebabnya berbeda,” tegas dr Ugroseno SpPD-KHOM. Yang harus diketahui, pada pria, anemia terjadi karena adanya penyakit pada saluran pencernaan (misal sirosis), saluran pernapasan, dan saluran kencing. Sementara pada wanita, anemia ditimbulkan karena adanya penyakit pada saluran urogenital (menstruasi tidak normal).

Menstruasi tidak normal ada tiga macam, yaitu hipermenore (darah menstruasi sangat banyak), polimenore (menstruasi lebih dari sekali dalam siklus 26 hari-30 hari), dan menorase (terjadi perdarahan tapi bukan darah menstruasi). Untuk itu, perlu memeriksaan lanjut agar penyakit dasar diketahui.
“Orang yang mengalami anemia, daya tahannya sangat rendah sehingga mudah terserang berbagai penyakit, misalnya flu hingga infeksi ringan,” tukas Ugroseno.
Ugroseno mengingatkan agar tidak mengobati anemia sendiri, meski ditemukan gejala-gejala secara fisik. Yang penting adalah menemukan penyakit dasar yang menimbulkan anemia sehingga pengobatan yang akan dilakukan tepat sasaran. Selain obat memiliki efek samping yang sulit diketahui, konsumsi obat di luar pengawasan dokter bisa mengacaukan diagnosa sehingga menyulitkan proses pengobatan. dta

Penyebab Kematian Ibu Hamil

Anemia sebagian besar terjadi karena defisiensi (kekurangan) zat besi. Pada wanita, umumnya terjadi karena menstruasi dan diet berlebihan. Yang harus diwaspadai, kebutuhan asupan zat besi wanita hamil meningkat lebih banyak dibanding wanita yang tidak hamil. Karena itu sering kali terjadi, anemia muncul pada wanita hamil.

Dijelaskan dr Ugroseno SpPD-KHOM dari RSU Dr Soetomo Surabaya, faktor genetik juga berperan besar terjadinya anemia, misalnya pada penderita Thalassemia (jenis penyakit kelainan darah pada wanita). Ibu hamil yang mengalami anemia, dipastikan bayi yang dikandungnya juga mengalami hal sama, yang berakibat rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan atau keguguran.

“Pada ibu hamil, darah akan membawa makanan dan oksigen ke janin. Jika suplai ini kurang, asupan oksigen untuk janin pun kurang. Akibatnya, pertumbuhan organ janin akan terhambat, terutama organ-organ penting seperti otak,” jelas dr Firman Lubis, MPH dari Bagian Ilmu Kesehatan Komunitas FKUI-RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dilansir Nova.

Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneron. Anemia akan menyebabkan kapasitasnya berkurang, sehingga perkembangan otak janin lemah. Ibu hamil yang menderita anemia, akan mengalami syok berupa perdarahan terus menerus.

Data Departemen Kesehatan menyebutkan, anemia juga merupakan penyebab utama kematian ibu hamil saat melahirkan, karena perdarahan. Angka kematian ibu hamil di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN, yakni sekitar 307 dari 100.000 kelahiran atau delapan kali lebih tinggi dibanding Malaysia yang hanya 40-50 kematian dari sekitar 100.000 kelahiran. dta

Perbaiki Gizi
Pada sebagian besar wanita, anemia terjadi karena asupan zat besi yang kurang dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Masih banyak dari kita yang sekadar mementingkan selera dan perut kenyang tanpa memikirkan pemenuhan nutrisi seimbang.

Untuk menghindari kekurangan zat besi, penuhi kebutuhan tubuh akan asam folat dan zat besi guna pembentukan sel darah merah. Sumbernya bisa didapat dari daging, telur, susu, atau sumber protein nabati, misalnya tahu, tempe, atau sayur-sayuran. Sumber zat besi pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada sayuran.
Selain dari makanan, kita juga bisa mendapatkannya dari suplemen atau vitamin. Hanya saja, sumber dari makanan jauh lebih baik dibanding tergantung pada suplemen. Asupan zat besi untuk wanita (tidak sedang hamil) sebesar 1-2 mg per hari. dta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar